Thursday, September 26, 2024

Orientasi Pendidikan Anak




Adzan dzuhur: "Bu, bangunin anaknya, kasian belum makan"
Adzan maghrib yang dikejar bukan Salat di masjid tapi sibuk menyiapkan makan malam. Padahal puasa pun tidak.

Yg diutamakan PERUT. Habis makan, disuruh Salat juga nggak. Orang tua santai saja. Yg penting anaknya sudah makan. Kenyang.

Apa ada pergeseran makna adzan adalah alarm untuk makan? Bukan panggilan Salat?

Subuh? Apalagi. Wassalaaam.
"Kasian masih ngantuk"

Waktunya Ashar, kasihan capek pulang kegiatan.

Terus Salatnya kapan? Seingatnya, tapi lebih sering lupanya. Semaunya, tapi lebih sering magernya.

Sedari kecil sering "ditoleransi" seperti ini. Terbiasa sampai besar. Nggak ada ketegasan didikan untuk mendirikan Salat, terbiasa menyepelekan Tuhan.

Sayang.
Itu namanya sayang?
Didikan yang lembut.
Lembut apa lembek?

Membiarkan anak lalai dalam ibadah sama saja menjadikan anak bahan bakar neraka. Belum kelihatan sekarang di dunia. Tapi di akhirat kelak orang tua akan diingatkan akan didikannya selama di dunia dengan menayangkannya di depan mata kita. Itulah pentingnya orang tua paham agama. Benarlah kata Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri bahwa rasa sayang tanpa ilmu itu musibah. Terlebih ilmu agama.








"π™Ήπš’πš”πšŠ πš”πšŠπš–πšž πšπš’πšπšŠπš” πš–πšŽπš–πš‹πšŽπš›πš’πš”πšŠπš— πšŠπš—πšŠπš”πš–πšž πš–πšŠπš’πš—πšŠπš—, πš–πšŽπš›πšŽπš”πšŠ πšŠπš”πšŠπš— πš–πšŽπš—πšŠπš—πšπš’πšœ πšœπšŽπš•πšŠπš–πšŠ 𝚜𝚊𝚝𝚞 πš“πšŠπš–. π™Ήπš’πš”πšŠ πš”πšŠπš–πšž πšπš’πšπšŠπš” πš–πšŽπš–πšπšŠπšœπš’πš•πš’πšπšŠπšœπš’ πš–πšŽπš›πšŽπš”πšŠ πš™πšŽπš—πšπš’πšπš’πš”πšŠπš—, πš–πšŽπš›πšŽπš”πšŠ πšŠπš”πšŠπš— πš–πšŽπš—πšŠπš—πšπš’πšœ πšœπšŽπšžπš–πšžπš› πš‘πš’πšπšžπš™πš—πš’πšŠ. π™Ήπš’πš”πšŠ πš”πšŠπš–πšž πšπš’πšπšŠπš” πš–πšŽπš—πšπšŠπš“πšŠπš›πš”πšŠπš— πš’πš•πš–πšž πšŠπšπšŠπš–πšŠ πš™πšŠπšπšŠ πš–πšŽπš›πšŽπš”πšŠ, πš–πšŽπš›πšŽπš”πšŠ πšŠπš”πšŠπš— πš–πšŽπš—πšŠπš—πšπš’πšœ πš‹πšŠπš‘πš”πšŠπš— πšœπšŠπš–πš™πšŠπš’ πš‘πšŠπš›πš’ πš™πšŽπš–πš‹πšŠπš•πšŠπšœπšŠπš—"


Allah sudah menjamin rezeki setiap manusia, tapi tidak ada yang menjamin keimanannya. Agama anak besar kemungkinan mengikuti orang tuanya. Tapi kadar keimanan tidak bisa diwariskan. Itu dua hal yang berbeda. Jangan sampai anak hanya beragama Islam tapi tidak taat menjalankannya. Agama akan menyelamatkan kehidupannya. Kalau kelak ia pintar mencari uang, rezekinya akan ia manfaatkan di jalan yang benar. Kalaupun ia kekurangan, ia tidak akan mencari rezeki dengan cara yang haram.

Ustadz Khalid Basalamah mengatakan:

"π™Έπš•πš–πšž πšŠπšπšŠπš–πšŠ πšŠπš”πšŠπš— πš–πšŽπš—πšπšŠπš πšŠπšœπš’ πš”πš’πšπšŠ. πš‚πšŽπš‹πšŽπš•πšžπš– πš–πšŠπš”πšŠπš—, πšœπšŽπš‹πšŽπš•πšžπš– πš–πš’πš—πšžπš–, πšœπšŽπš‹πšŽπš•πšžπš– πš‹πšŽπš›πšπšŽπš–πšŠπš—, πšœπšŽπš‹πšŽπš•πšžπš– πš–πšŽπš—πšŒπšŠπš›πš’ πš™πšŽπš—πšπšŠπš™πšŠπšπšŠπš—. π™ΌπšŠπš”πšŠ πš’πš•πš–πšž πšŠπšπšŠπš–πšŠ πšŠπš”πšŠπš— πš‹πšŽπš›πš‹πš’πšŒπšŠπš›πšŠ πšπšŽπš—πšπšŠπš— πš”πš’πšπšŠ, πš’πš—πš’ πš‹πš˜πš•πšŽπš‘ 𝚊𝚝𝚊𝚞 πš’πš—πš’ πšπš’πšπšŠπš” πš‹πš˜πš•πšŽπš‘. π™Ύπš•πšŽπš‘ πš”πšŠπš›πšŽπš—πšŠ πš’πšπšž πšžπš•πšŠπš–πšŠ πš–πšŽπš—πšπšŠπšπšŠπš”πšŠπš— πš”πš’πšπšŠ πš•πšŽπš‹πš’πš‘ πš‹πšžπšπšžπš‘ πš’πš•πš–πšž πšŠπšπšŠπš–πšŠ πšπšŠπš›πš’πš™πšŠπšπšŠ πš–πšŠπš”πšŠπš—πšŠπš— 𝚜𝚊𝚊𝚝 πš•πšŠπš™πšŠπš›, πšŠπš’πš› πš™πšŠπšπšŠ 𝚜𝚊𝚊𝚝 πšœπšŠπš—πšπšŠπš πšπšŠπš‘πšŠπšπšŠ, πšπšŠπš— πš“πšžπšπšŠ πšπšŽπš–πš™πšŠπš πšπš’πšπšžπš› πš™πšŠπšπšŠ 𝚜𝚊𝚊𝚝 πš”πš’πšπšŠ πšœπšŠπš—πšπšŠπš πšŒπšŠπš™πšŽπš”"

Orangtua lebih takut anaknya tidak kenyang daripada tidak Salat. Takut anaknya tidak bisa mencari makan daripada tidak belajar agama dengan benar. Padahal dengan tidak beribadah dan beragama dengan benar dia pun akan kelaparan selamanya di neraka. Bukan hanya kelaparan, tapi juga disiksa. Terlalu ekstrem? Coba baca Qur'an, tadabburi artinya. Allah sudah menggambarkan dengan detil siksaan yang akan dirasakan orang-orang yang lalai.

Kasihanlah orang tua yang selama di dunia mencurahkan kasih sayang kepada anaknya tetapi masih lalai soal agama. Ketika orang tuanya meninggal ia hanya bisa pasrah menunggu kiriman doa dari anaknya di dunia yang entah kapan datangnya, atau seberapa sering menyapanya. Karena mungkin jangankan mendoakan orang tuanya, berdoa untuk dirinya sendiri pun ia sering lupa.

Di dunia, ketika si anak lapar ia akan dengan sendirinya berusaha mencari makan. Bagaimapun caranya, Allah akan menuntunnya mencari cara untuk mendapatkannya. Karena Allah sudah menciptakan insting dan akal untuk bertahan hidup pada manusia. Tapi soal Salat karena terbiasa diabaikan orang tua semasa hidup, ketika orang tuanya sudah tidak ada maka ia akan semakin lalai. Bukti bahwa rezekinya di dunia sudah Allah jamin tapi tidak dengan keimanannya.

Bukan berarti orang tua bisa abai terhadap hal dunia, tapi ketika urusan akhirat menjadi hal yang utama, dunia akan mengikuti. Tetapi ketika kita lebih mementingkan dunia, belum tentu dunia didapat, tapi yang jelas akhirat akan tertinggal. Naudzubillahimindzaalik..
 
Namun, anak pun punya tanggung jawabnya sendiri. Jika orang tuanya lalai dalam pendidikan agama, kita tetap wajib mencari ilmunya. Karena setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas waktu semasa hidup. Jika orang tua sudah memulai pendidikan agama dalam keluarga, maka beruntunglah kita. Setidaknya ada modal untuk memulai, maka kita tinggal melanjutkan juga sebagai bentuk terima kasih kepada orang tua.

Semoga para orang tua diberi kemudahan dalam mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang taat pada Allah dan syariatnya. Aamiin yaa Robbal'alamiin 🀲🏻

Wallahu a'lam bisshowaab.

0 komentar: