Friday, March 14, 2025

Allah, Sang Maha Pembulak-balik Hati



 "Yaa Muqallibul quluub, tsabit qalbi ala diinik, wa tho atik"


Yaa Allah yang Maha Membulak-balikkan hati, teguhkanlah aku dalam agamamu


O, Allah, make my heart firm in faith.



pertama kali aku membaca do'a ini, aku mengira ini bukanlah do'a, hanya semacam kutipan atau quotes pinterest dari seseorang yang sedang galau. Karena konteksnya adalah meminta keteguhan hati. Tetapi ternyata kata selanjutnya adalah meminta keteguhan keimanan. Maa syaa Allah..



Dan yang lebih membuatku amazed lagi, setelah kutelusuri, ternyata ini adalah do'a yang rutin dibaca Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam selepas salat.

Yang muncul di pikiranku saat itu adalah, Nabi Muhammad, seorang Rasul kesayangan Allah yang sudah dijamin surga saja masih meminta keteguhan hati untuk keimanannya. Padahal beliau adalah manusia yang paling suci hatinya, di mana dikisahkan ketika beliau masih bayi, malaikat jibril sendiri yang turun ke bumi atas perintah Allah untuk mencuci hati beliau.



Menurut cerita yang pernah kubaca, Jibril turun ke bumi, membelah dada Rasulullah dan mengeluarkan hatinya, mencucinya, kemudian "meletakkannya" lagi ke dalam tubuh Rasulullah. Wallahu a'lam bisshowab.



Berhubungan dengan ungapan Allah Maha membulak-balikkan hati ini, aku pun akhir-akhir ini merasakannya. Bukan dalam kasus yang relijius, hanya kejadian sehari-hari yang kurasa ini adalah cara Allah memberikan rezekinya kepadaku.



Yang pertama, ini tentang beberapa barang yang kupunya. Jadi, ceritanya aku pernah terkena racun medsos tentang suatu produk viral dan murah tapi bagus, merk legend sejak zaman ortu kita dulu, viva, hehe... Akhir-akhir ini merk legend ini sedang naik daun kembali karena anak-anak muda sekarang teracuni merk murah yang bagus, dan viva sangat pas dengan sister brabd Red-A nya. Berbeda dengan civa yang dulu digandrungi ortu kita, Red-A ini target pasarnya memang anak muda. Produknya lebih ringan dan update, kemasannya juga lebih modern, simpel dan ceria. Nah ceritanya, akupun tergoda lah dengan Red-A Lip Glo, semacam tinted lip balm ringan dengan efek finishing yg healthy glossy pinky. Sebenarnya dibanding lip cream yang matte, aku lebih suka glossy lip care seperti ini, terkesan lebih sehat saja. Akhirnya aku coba lah beli dua shade Red-A Lip Glo Viral ini shade 503 dan 504. Reviewnya, dua shade ini yang paling laris karena warnanya cantik.






Nah aku ikut jastip di event beauty di jogja gitu sekalian aku beli produk lain ada eye care treatment dan skincare buat mamaku, sepaket viva advance. Ternyata setelah sampai dan kucoba, kok nggak cocok ya shadenya di bibirku. Yang 503 yang paling best seller, ketika aku coba, bibirku malah jadi terkesan kusam. Yang shade 504 juga nggak beda jauh karena shdenya agak-agak mirip. Dengan berat hati, akhirnya kuputuskan buat preloved saja. Eehh yang 503 cepat banget terjual, karena memang itu yg paling viral kali, yaa.. Nah yang 504 ini sudah berbulan-bulan tidak kejual juga, akhirnya masih tersimpan rapi di pouch beserta boxnya. Lalu, kemarin lipstikku habis, sebenarnya tadinya aku mau langsung beli, tapi aku cek dulu ada apa di pouch make up ku dan aku lihat tinted lip balm ini lagi, iseng alu cobain lagi di bibirku, eh, kok, bagus? Perasaan sebelumnya nggak sebagus ini, deh. Terus aku cobain lagi, loh kok, malah jadi suka. Akhirnya, aku bersyukur lip glo itu belum kejual dan aku mau pake. Alhamdulillaah, nggak jadi ngeluarin uang buat beli lipstick baru, dan yang ini kusuka karena jadi ngasih kesan glossy yang healthy gitu (kataku, ya) Hehe..



Sebelumnya, di produk viva yang kubeli jastip bareng lip glo ini aku juga beli eye treatment viva berupa eye serum dan eye cream. Beneran deh, ini eye treatment termrah yang aku temukan. Yang lain tuh bisa ratusan ribu, ini viva Cuma 30 ribuan per produknya. Btw, ini aku jastip beauty event di Jogja, ya, di Jakarta beda lagi harganya. Nah paket eye treatment ini ada bonus lipstic glossy viva, warnanya red wine gitu. Cantik, sih, warnanya, tapi kalau dipake single color tuh merah banget. Pas aku cobain aja PakSu bilang kayak habis minum darah. Hehe.. Akhirnya aku niat jual juga lah. Btw, bonus lipstick ini nggak bisa pilih warna.





Akutuh nggak bisa ombre-ombre lip produk gitu. Etapi entah kenapa, suatu hari pula, nggak ada angin dan hujan maupun badai, aku coba iseng ombre lipstick harianku, purbasari 81 dengan lipstick viva red wine itu. And it turns out really gewd! Suka! Basednya nude dan ombre tengahnya red wine cakeeeuuupp. Akhirnya dari situ aku pakai 2 lipstik itu buat harian. Mana yang satunya matte dan yang ombrenya glossy, pas banget menurutku. Huhuh. Ya Allah hal sekecil dan sereceh ii aja kuanggap rezekiku karena aku bisa suka barang/produk yang tadinya nggak aku suka malah jadi suka dan aku jadi nggak harus ngeluarin uang lagi, pakai yang ada.



Kebetulan, kalian tau kan aku menerapkan hidup mindful and sustainable living, jadi konsep pakai yang ada itu pas banget denganku. Aku jadi nggak perlu beli baru. Selain lebih hemat budget aku juga jadi nggak mubadzir kan.



Ada lagi. Ini soal journaling. Hal yang tahun ini (sebenarnya sejak tahun lalu, tapi masih belum konsisten), mulai aku istiqamahkan lagi. Menuliskan apa yang ada di pikiranku di buku fisik. Kalian kan tau ya, aku suka nulis blog, nah biasanya aku menuliskan apa yang muncul di pikiranku di notes hp, lalu aku up ke blog lewat app blogger di hp. Terkesan lebih simple. Tapi, aku rasakan, menulis di buku fisik itu menyenagkan dan jadi healing therapy juga uatku. Merasakan memegang pulpen dan buku secara fisik itu feelnya beda dengan kita mengetik di gadget. Sama seperti perasaan ketika aku membaca buku fisik dengan membaca dari e-reader. Makanya ketika teman-teman bookstagramku banyak yang beralih ke ebook dan membaca via e reader, aku nggak bisa ikutan dan tetap nyaman dengan beli buku fisik. Dan ORI yaaa, please jangan beli atau baca buku bajakan. Kasihan penulis dan penerbit nggak dapat royalty padahal modal percetakan itu besaaaaar.



Nah jadi, aku ada grid (kotak-kotak) notebook yang covernya kusuka tapi isi bagian dalamnya kurang. Waktu itu memang beli pas diskon dan kupikir lumayan lah yaa, tapi ternyata pas sampai isinya kurang sesuai dengan ekspektasiku. Lembarannya tuh kayak yang dipagar/diframe, sementara yang sering kulihat teman-teman journaling tuh notebooknya polosan grid/dotted keseluruhan halaman. Lalu, dalam menulisaku juga suka mengategorikan tulisanku berdasarkan topic yang kubahas. Makanya tipe binder yang urutannnya bisa disesuaikan itu lebih pas buatku. Akhirnya selama beberapa tahun buku itu hanya tersimpan di rak. Sudah kuposting buat preloved tapi belum terjual.






Lalu tahun ini, karena aku mau rutinkan lagi journaling dengan niat yang lebih konsisten, aku coba pakai grid notebook itu dan urutan temanya tuh random alias nggak berurutan. Dan aku nyaman dengan metode menulis seperti itu sekarang. Hanya di bagian atasnya saja seperti kukasih topic bahasan, kalau di blog semacam labelnya gitu, judulnya beda lagi. Maa syaa Allah, mungkin ini terkesan sepele ya, tapi bisa menyenangi hal-hal kecil yang tadinya nggak atau kurang kita sukai itu rezeki. Rezeki hati/batin buatku.







Sekarang, melihat tulisan tanganku di buku fisik dengan metode mneulis yang tadinya kurang nyaman buatku justru jadi kesenangan. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimussaalihaat..

Kalau kalian, ada nggak pengalaman ketika Allah membulak-balikkan hati kalian dari suatu hal ke hal lainnya yang menyenangkan? Boleh sharing yuukk...

0 komentar: