Surat Sahabat


Satu tahun lagi telah berlalu. Ku ucap syukur bahwa aku masih bersamamu. Melewati hari demi hari dalam sedih maupun senang. Sama sekali tak pernah terpikir aku akan memiliki kalian dalam hidup ini. Dan sekali lagi aku bersyukur untuk itu.

Kembali ke beberapa tahun yang lalu. Aku belum mempunyai teman. Ku beranikan diri untuk berkenalan. Berharap kalian tidak akan berkeberatan. Satu hari, dua hari, satu minggu, dua minggu, rasa itu mulai tumbuh. Rasa saling memiliki, rasa saling ingin melindungi. Dan satu hal lagi yang harus aku syukuri.

Dalam menjalin hubungan, mustahil akan selalu berjalan sempurna. Rasa kesal dalam dada terkadang ada. Bukan penyebabnya yang harus kita cari, tapi bagaimana masalah itu dapat diatasi.

Juga ada saatnya dimana kita berbeda pendapat. Tentu, kawan, hal itu pasti akan terjadi. Hal yang manusiawi bahwa kita orang yang berbeda, pikiran kita tak mungkin selalu sama. Aku ingin seperti ini, kau ingin seperti itu. Sekali lagi hubungan kita diuji. Aku yakin dalam sesaat pasti timbul untuk mempertahankan keinginan masing-masing. Yah itulah egoisme. Tapi egoisme itu dikalahkan oleh solidaritas diantara kita. Dengan kepala dingin kita menyelesaikan satu lagi maslah yang ada. Egoisme tak mampu menghancurkan kita! Dan bertambah lagi hal yang harus aku syukuri.

Dan tiba saatnya kita semakin dewasa. Obrolan yang dulu hanya berkisar mainan, kini berubah menjadi percintaan. Itulah hidup, selalu berubah. Saat satu diantara kita merasa sakit, yang lain akan menjadi obatnya. Begitu terus bergantian tanpa lelah. Lagi, satu hal lagi bertambah untuk aku syukuri, bahwa kalian selalu ada.

Tiga tahun mengenyam pendidikan menengah pertama, kita pun lulus. Rasa ingin selalu bersama namun ternyata kita punya jalan yang berbeda, kita pun terpisah. Tapi Tuhan selalu melindungi kita. Lihat? Sampai saat ini kita masih bersama, keakraban kita tak berkurang, kita tetap kita, aku bersyukur… lagi.

Oh sudah berapa banyak rasa syukur kupanjatkan untuk kebersamaan ini? Masih adakah hal yang harus aku syukuri? Masih! Masih banyak!

Aku tau, kawan, aku tau. Menuliskan setiap hal yang telah terjadi, yang telah kita lalui, hal yang harus aku syukuri akan hadirnya kalian di hidupku, tak akan cukup menggambarkan betapa bahagianya aku memiliki kalian.

Setelah bertahun kita berteman, dan telah lewat satu tahun lagi, aku berharap persahabatan ini, bukan, ini bukan sekadar persahabatan, ini persaudaraan. Persaudaraan ini, walau tak terikat darah, tak pernah lekang oleh zaman. Terus ada, terus berlanjut dan tak pernah putus.

01/01/11

No comments:

Powered by Blogger.