True Love Does Exist
Beberapa hari lalu saya mendapat kabar bahwa Uwa saya yang di Lampung meninggal dunia. Inna lillaahi wa inna ilaihi raji’un..
Beliau adalah Istri dari Uwa kandung saya yang sudah lebih
dulu meninggal dunia lebih dulu.
Kemarin lusa, ketika saya mendapat kabar dari sepupu saya di
Lampung tentang wafatnya beliau, saya kaget sekaligus memahami, mungkin ia
ingin dekat dengan ruh suaminya yang lebih dulu meninggal.
Dapat dengan jelas saya ingat bagaimana Ibu saya, yang
merupakan adik sepupunya yang paling dekat hingga hubungan mereka seperti
saudara kandung, bercerita tentang hubungan kedua Uwa saya tersebut sewaktu
masih muda.
Mereka merupakan cinta pertama satu sama lainnya.
Mereka tidak pernah berpacaran dengan orang lain sebelumnya.
Begitu mereka dekat karena perkenalan sesama menjadi guru di sebuah SD di
Lampung, tidak lama mereka memutuskan menikah.
Menjalani kehidupan rumah tangga di daerah transmigrasi baru
tentu tidak mudah. Tapi mereka bisa menjalaninya dengan harmonis. Dari keluarga kecil yang tidak punya apa-apa hingga menjadi keluarga
yang cukup dipandang di masyarakat.
November tahun lalu, tepat di hari ketika saya wisuda, saya
mendapat kabar bahwa Uwa (laki-laki) saya meninggal. Juga hari di mana putri
kesayangan satu-satunya wisuda. Beliau yang memang sudah sering sakit karena
riwayat diabetes, tidak bisa hadir di wisuda putrinya. Uwa (perempuan saya
berangkat diantar supir ke Universitas Unila. Sempat tertidur di mobil, ketika
bangun, beliau menyadari arah mobil menuju pulang, bukan ke kampus Unila. Supir
ternyata sudah lebih dulu tau dan segera mengarahkan mobil kembali ke rumah. Setelah
diberitahu, Uwa saya memutuskan tidak mengabari dulu putrinya yang akan wisuda
supaya dia bisa merayakan kelulusannya dengan gembira. Tetapi, ternyata ada
saudara yang menyampaikan bela sungkawa langsung ke putrinya. Begitu mengetahuinya,
putrinya pingsan sebelum acara kelulusan.
Sekarang, Istrinya, Uwa (perempuan) saya meninggal dunia
setelah dua hari dirawat di Rumah sakit Metro dengan riwayat penyakit yang
sama.
Hal yang langsung saya sadari adalah mungkin Uwa (perempuan)
saya merindukan suaminya. Ingin selalu bersama, bahkan sampai ke alam sana. Dan
mungkin juga begitupun dengan suaminya, Uwa (laki-laki) saya di sana.
Seperti dongeng, memang. Dan mungkin sudah banyak kisah
seperti ini di luar. Tetapi menyaksiakn keluarga dekat sendiri memiliki cerita
yang seperti itu membuat saya terharu.
Bahwa memang ada dua manusia yang dijodohkan dan ditakdirkan dengan kisah
semanis itu oleh Allah Subhanallahuwata’ala.
Betapa Allah itu Maha Romantis. Ia tahu bagaimana membuat
cerita yang paling manis.
No comments:
Post a Comment