Monday, October 13, 2025

Menjadi Dewasa Ternyata Semelelahkan Itu

Sungguh, tidak terasa, dua bulan lagi kita akan memasuki tahun 2026. Begitu banyak yang sudah terjadi dan juga saya lewati. Alhamdulillah, sejauh ini tidak ada penyesalan. Meskipun ada beberapa hal yang tidak bisa dilaksanakan, atau terlambat dilakukan, tapi aku percaya, memang begitulah alurnya harus berjalan. Bisa saja yang terhambat karena ada khila yang saya lakukan, tetapi ada juga yang terasa sangat cepat Allah kabulkan dan hadirkan apa-apa yang saya inginkan. Sungguh, syukur ini terasa tidak pernah cukup untuk saya ucapkan atas segala rahmat Allah yang sudah Ia curahkan.

 

Baru semalam, aku menemukan sebuah postinga, bahwa sesungguhnya, tidak ada manusia yang tau apa yang akan ia lakukan di hari esok. Meskipun bisa jadi malam sebelumnya sudah kita rencanakan, itupun seringkali ada kejadian-kejadian yang pada akhirnya memengaruhi apa yang pada hari itu terjadi. Seperti saat ini.

 

Semalam, aku sudah membayangkan beberapa kegiatan atau to do list yang ingin dilakukan, tetapi saat tiba waktunya, ada perubahan yang harus disesuaikan.

 

Aku ingat saat awal-awal mendengar isu soal Gaza dari mamaku sewaktu kecil. Digambarkan rakyat Gaza adalah orang-orang pemberani. Yang melawan penjajah hanya bermodal batu. Mereka menimpukkan batu ke tank-tank militer Israel. Setelah bertahun-tahun, sama sekali tidak terbayangkan bahwa aku akan mengalami juga tahun-tahun di mana berita penjajahan ini memuncak. 7 oktober 2022 akan menjadi tanggal bersejarah saat pertama kali melihat berita komandan militer Israel ditangkap, dengan keadaan memakai kolor pendek. Ada rasa membuncah di dada saat melihatnya. Tapi kemudian keadaan naik turun. Gencatan senjata lalu perang lagi. Pertukaran tahanan, berita penyiksaan yang tidak manusiawi, seolah semua siksa neraka sudah diwujudkan oleh para tentara IDF itu terhadap tahanan palestina. Yang bahkan mereka ditahan pun tidak ada alasannya.

 

Terakhir soal isu global sumud flottila. Yang pada akhirnya menggerakkan dunia untuk mmemberikan bantuan kemanusiaan langsung kepada rakyat Gaza karena bantuan sebelumnya mereka tahan. Sempat ada isu gencatan senjata lagi, tapi seperti yang sudah-sudah terjadi, Israel tidak pernah menepati janji.

 

Lelah, dengan segala keadaan yang ada. Kadang berpikir harus seperti apalagi kita berupaya. Wajar saja semakin ke sini rasanya orang-orang semakin aware dengan mental helath. Karena ternyata, menjadi dewasa semelelahkan itu. Exhausted. Rasanya sudah drowning banget ngadepin isu-isu palestina ini. Tapi kalau kita saja lelah, apalagi mereka yang menghadapinya secara langsung. Sungguh, hanya Allah yang bisa menolong mereka. Kalau bukan Alah yang menguatkan, mungkin saat ini Plaestina sudah benar-benar musnah.

0 komentar: