Disini kita akan melihat, bahkan untuk melarikan diri dari peperangan, laki-laki lebih punya privilege daripada perempuan. Seperti halnya Maryam dan Laila. Tinggal mereka sekarat, kaburpun mereka tak mampu.
Tapi aku seneng, Maryam dan Laila saling menemukan. Maryam mendapatkan cinta tanpa pamrih yang tak pernah ia rasakan. Dan Laila mendapatkan bahu tempat bersandar, pengganti kasih ibu yang tak pernah ia dapatkan.
Maa syaa Allah,, keren reviewnyaaa.. Mba @HestiSelfiana Jazakillahu khayr
---
Buku-buku Khaled Hosseini dapat dibaca secara terpisah karena memiliki cerita dan karakter yang berbeda, meskipun sama-sama berlatar di Afghanistan. Rekomendasi membaca The Kite Runner terlebih dahulu didasarkan pada pandangan bahwa beberapa konteks di A Thousand Splendid Suns akan lebih mudah dipahami jika pembaca sudah mengetahui latar belakangnya dari novel pertama. Ada pendapat bahwa A Thousand Splendid Suns bisa dianggap sebagai "spin-off" karena ceritanya berfokus pada karakter perempuan, yaitu Maryam dan Laila, dan menyoroti perbedaan hak istimewa antara laki-laki dan perempuan dalam kondisi perang,
Perbandingan antara The Kite Runner dan A Thousand Splendid Suns
The Kite Runner
: Berfokus pada persahabatan antara Amir dan Hassan, tokoh utamanya adalah laki-laki, dan latarnya di Afghanistan saat terjadi perubahan politik hingga perang dengan Uni Soviet.
A Thousand Splendid Suns
: Berlatar dari tahun 1960 hingga 2003, dengan fokus pada kehidupan dua perempuan, Maryam dan Laila, dan menyoroti perjuangan mereka di bawah pemerintahan yang berbeda. Novel ini menekankan isu-isu yang dihadapi perempuan, termasuk keterbatasan mereka untuk melarikan diri dari situasi sulit.
0 komentar:
Post a Comment