Apakah Surat Ar-Rahman adalah Surat Kesukaan Semua Orang?


فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُما تُكَذِّبان
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Aku sering bertanya-tanya “Apa surat Ar-Rahman itu favorit semua orang atau memang ada pesan yang tersembunyi yang Allah isyaratkan buat aku?”

Hebatnya ayat Al-Qur’an adalah bahwa kamu nggak akan bisa mengubahnya, tetapi ayat-ayat itu mampu mengubah hidup kamu.

Pertama kalinya sebuah ayat benar-benar menyentuh, merasuk, atau apapun istilah untuk perasaan itu (aku rasa kalian pasti mengerti maksud aku) adalah saat aku dirawat di rumah sakit di daerah Malang, sekitar tahun 2013 silam.

Singkat cerita, aku masuk rumah sakit di tengah studiku di salah satu universitas negeri di sana dan kemungkinan tidak akan melanjutkan studiku. Antara pingin cepat pulang tetapi juga sedih dan kecewa karena harus pulang. Merasa down banget. Nggak tahu harus bagaimana. Sekitar seminggu aku dirawat. Suntuk dan bosan. Aku minta mamaku membawakan Al-Qur’an terjemah yang ada di kosku ke rumah sakit. Aku baca surat terakhir yang aku baca di kosan. Sampai pada surat Ar-Rahman di mana ada bunyi ayat yang terus diulang. Pasti banyak yang sudah familiar dengan ayat tersebut.

"Fabiayyi alaa irobbikumaa tukadzdzibaaan"
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan

Awalnya aku belum tahu artinya. Baca Qur’an terjemah pun aku nggak ngeh sama artinya karena fokus baca ayatnya aja. Tapi, ya justru itu, karena bunyi ayat itu diulang berkali-kali, aku penasaran, “Apa sih artinya? Kok diulang terus?” Begitu aku lihat artinya, entah bagaimana, rasanya aku ditampar dan aku rasakan seolah-olah Allah langsung bertanya “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Tiba-tiba aku langsung nangis sejadi-jadinya. Merasa menjadi manusia paling nggak bersyukur. Sudah dikasih segala nikmat tapi selalu merasa kurang. Sudah diberi kesempatan, hanya tinggal menjalankan dan berjuang, malah mau menyerah di tengah jalan. Benar-benar merasa ditampar.

Di kesempatan lain, waktu lagi sedih, merasa down, merasa mau menyerah, ayat ini sering tiba-tiba terdengar. Entah ketika di perjalanan waktu melewati masjid, ayat ini lagi diputar melalui speaker. Atau ada teman yang tiba-tiba lagi memutar surat ini di hp nya. Kayak ada aja momennya.

Kejadian lainnya adalah waktu aku dipanggil tes suatu pekerjaan. Aku telat tahu informasi panggilan tesnya. Jadi, waktu interview sudah tinggal besok, persiapan masih belum matang. Mau nggak mau harus extra menyiapkannya, bahkan sampai begadang.

Besoknya, aku harus berangkat pagi-pagi sekali karena jarak tes yang cukup jauh. Berkas pun masih ada yang kurang tapi tetap mau jalan aja. Berangkat agak telat Karena harus fotokopi dan print beberapa berkas (karena kemarinnya sudah kemalaman buat print) akhirnya bikin aku telat berangkat. Diminta datang jam 7.30, jam 6.44 aku baru berangkat. Di perjalanan pun sempat hujan lokal dan itu agak menghambat (aku tahu kita tidak boleh mencela hujan). Akhirnya sampai di lokasi sudah jam 8 lewat. Dengan persiapan yang belum matang (agak dipaksakan), berkas masih ada yang kurang, penampilan sudah nggak OK karena kehujanan, sudah sampai di depan gerbang, aku putar balik. Bubar barisan pokoknya.

Di perjalanan, aku sedih dan kecewa juga. Karena aku pikir tempat kerja ini punya reputasi bagus. Dan aku yang belum berpengalaman di lembaga formal nggak seharusnya melewatkan kesempatan ini. Ditambah lagi, malam sebelumnya Ibuku ikut membantu mempersiapkannya juga, teman dekatku juga support, semangatin, dukung aku buat maju. Jadi sayang banget kalau sampai nggak jadi. Akhirnya aku kontak bagian HRD-nya dan mohon maaf nggak bisa datang hari itu dan minta jadwal ulang. Alhamdulillah bisa.

Singkat cerita, di hari jadwal ulang itu semua berjalan lancar. Kalau yang sebelumnya aku berangkat jam 6.44, hari itu jam 6.44 tepat, aku sudah sampai di lokasi buat tes. Setelah tes, aku diminta menunggu di information center. Aku duduk di sofa, di depannya ada LCD yang menayangkan situasi di Mekkah. Begitu aku duduk, surat Ar-Rahman terdengar sedang dibaca di tengah-tengah orang yang sedang Umroh. Aku merasa untuk kesekian kalinya Allah mengingatkan, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Aku merasa Allah menunjukkan, waktu kemarin lusa aku memilih putar balik dan nggak jadi tes, minta dijadwal ulang, Allah kasih. Waktu dites ada yang aku kurang materinya pun aku nggak lantas kecewa, justru menganggap ini masukan positif buat aku supaya lebih baik ke depannya.
Seolah-olah Allah mengatakan “Sudah Aku berikan kamu kesempatan kedua untuk bisa coba di sini. Kemarin, kamu merasa persiapan kamu belum matang, jadi aku kabulkan harapan kamu untuk bisa mencoba lagi. Lakukan yang terbaik dan jangan menyerah”

Dan sekarang, aku sudah diterima bekerja di sini. Alhamdulillah. Pekerjaan yang In Syaa Allah lebih baik dari sebelumnya. Dan semoga keberkahannya juga bertambah.

Aamiin.. Aamiin.. Yaa Rabbal ‘alaamiin..

Jadi, apa surat favoritmu dalam Al-Qur'an?

P.s. semenjak kejadian yang pertama, Ar-Rahman adalah surat kesukaan aku.

No comments:

Powered by Blogger.