Saturday, June 21, 2025

Jejak Islam di Setiap Langkah, Bermanfaat Hidup Penuh Berkah




Ketika hidup tujuan utamanya Allah, maka jadikan semua yg kita lakukan sebagai ibadah. Niatkan sebagai ibadah. Makan niatkan agar kuat ibadah, kerja niatkan ibadah memenuhi nafkah, menuntut ilmu apalagi, agar umat ini tidak mudah dibodohi hingga bisa disetir dan dimanfaatkan kafir, apalagi sampai dijajah. Naudzubillah.. Jadikan surga tujuannya. Allah sudah janjikan itu, ayo dikejar ✨


Saranku, tuliskan. Tempel di tempat yg sering kelihatan agar kita termotivasi. Jalankan rencana2 yang sudah dituliskan, coret yg sudah berhasil dilakukan. Sampai semua selesai hingga akhirnya terwujudkan. 



Kenapa penting mencari ridho Allah? 

Karena bisa jadi hal yg kita inginkan tadinya belum tertuliskan. Tapi kita inginkan, kita usahakan, kita giatkan. Sambil diniatkan agar Allah ridho. Tawakkal. Lalu karena usaha dan doa kita yg Allah lihat, tujuannya pun baik, lalu Allah ridhoi dan kabulkan. 

Pernah baca, nggak? Ada ungkapan seperti ini:

"Hanya doa yg bisa mengubah takdir" Ini kata Allah. 

Lalu pernah kutemukan, "Maka teruslah berdoa. Karena meskipun takdir telah ditentukan dan dituliskan, bisa jadi ada lembaran takdirmu di mana Allah menuliskan, " Terserah hambaku, akan kuikuti keinginan nya" 🥹


Tuh jd ini tuh kyk bonus dr Allah. Ada satu keadaan Allah ikutin aja maunya kita, bisa jadi, karena kita sudah mau belajar taat sama Allah, di mana, misal, lingkungan kita banyak maksiatnya, tapi karena kita tujuannya Allah, kita menahan diri kita supaya nggak ikut2an maksiat. Naah, Allah lihat tuh usaha dan perjuangan kita terus sama Allah dikasih reward deh, keinginan kita dikabul. Alhamdulillah kalau dikabulnya malah dilebihkan sama Allah. Kalau ini aku Alhamdulillah sering rasain, sih. Makanya nikmat sekecil apapun aku selalu bersyukur. Selain karena merasa Allah sebaik itu pada hidupku, supaya Allah juga tambah lagi curahan nikmatNya dalam hidup aku. Begitu seterusnya sampai kurasa, "kok kayaknya aku dibahagiakan terus yaa sama Allah 🥹"

Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimussaalihaat. 
Segala puji bagi Allah, dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan. 

Lebih jauh lagi, dan lebih serius lagi, takdir itu terkesan sudah paten. Pokoknya apa yg terjadi dalam hidupku itu sudah takdirnya Allah, nggak bisa diubah. Naah karena kesan itu jadi banyak yg mengurangi usahanya. Karena pikirnya yaudalah, kalau mmg rezekinya ga bakal ke mana. Atau perasaan perasaan yg seolah mendiskreditkan usaha kita sendiri untuk dapat/menjadi lebih baik. Untuk bisa merayu Allah. 
Padahal, tau ga, takdir itu ada dua. Takdir yg sudah ditentukan, takdir mubram, mutlak, tidak bisa diubah, misal kelahiran, kematian, kiamat. dan takdir yg masih bisa diubah, takdir muallaq. 

Nah, coba dilihat, masih banyak kan ternyata jenis takdir yg bisa diubahnya. Kan yg mutlak cuma 3. Selain itu kita masih bisa mengubah takdir, dengan do'a. Dan coba perhatikan, rezeki, masuknya ke takdir muallaq kan. Nah, konteks rezeki ini luaaasss. Allah masih bisa mengubah keadaan hidup seorang hambaNya. Makanya yg misal, masih kekurangan, semangat cari rezekinya, kuatkan doanya semoga Allah lapangkan, lancarkan, limpahkan, berkahkan rezeki kita. 

Jodoh, itu masuknya pun ke rezeki. Makanya Allah bilang, perbaiki diri, pantaskan diri, maka akan Allah hadirkan jodoh yg baik. Kan ada ayatnya, yang baik untuk yg baik, yg terjaga untuk yang menjaga. 

Karena Allah akan melihat kepantasan kita dan kesiapan kita mendapatkan sesuatu. Baik soal rezeki materi ataupun jodoh. Kita sudah pantas belum, sudah sanggup belum. 

Intinya semua takdir sudah tertulis di lauhul mahfudz, tapi ada takdir yg masih bisa diubah tergantung doa kita, respon kita, usaha kita.

Maka ketika kita sudah diberi rezeki atau nikmat, kemudian Allah ambil kembali, kita yang perlu introspeksi. Apakah nikmat itu membuat kita semakin dekat dengan Allah atau justru melalaikan atau membuat futur dan kufur nikmat. 

Karena "suatu ujian/musibah yang bisa mendekatkanmu kepada Allah sungguh lebih baik daripada nikmat yang dapat melalaikanmu" 

Maa syaa Allah, jadi panjang ya bahasannya. Hehe.. Padahal tadinya hanya ketrigger ucapannya Ustadz Adi Hidayat. 

Yuk, teman-teman, usahakan jadi manusia yg bermanfaat agar hidup kita di dunia ini bisa lebih bermakna ✨

0 komentar: