Bahaya Penyakit Ain





Beberapa hari lalu aku sempat membagikan igs mengenai selebgram Dubai yang ketika endorse hanya posting produk, tangan, kaki, wajah yang ditutupi karena takut ain. Tapi banyak hal lainnya yang juga bisa memancing ain. di Arab Saudi mobil-mobil ditempeli stiker bertuliskan Masya Allah karena mereka khawatir mobil yang mereka kendarai menjadi penyebab ain dan bisa berakibat buruk terhadap mereka bahkan bisa menyebabkan kecelakaan.


Yang aku alami saat ini juga mungkin dapat memancing ain.



Menjadi ibu muda ternyata tak semudah kelihatannya. Bangga dan bahagia terhadap perkembangan anak tentu kita rasakan. Generasiku, wanita-wanita seusiaku kini kebanyakan ada di fase menjadi ibu baru. Tentu saja kami bahagia dengan perkembangan anak kami masing-masing. Banyak yang membagikan betapa bagusnya tumbuh kembang anaknya, betapa lucunya anak bertingkah, betapa menggemaskan ekspresi anak kita. Akupun seringkali bertarung dengan diriku sendiri, betapa aku ingin membagikannya di sosial media. Mungkin hanya dengan niatan berbagi kebahagiaan atau sebagai rasa syukur? Tetapi sebelum membagikannya aku selalu berpikir apa manfaatnya? Apakah itu akan memberikan keuntungan buat anakku? Yang ada mungkin sebaliknya.


Di sosial media kita tidak bisa membatasi pikiran orang lain, pun kita tidak mengetahui isi hati orang. Bagaimana kalau yang melihat adalah orang yang belum dikaruniai anak? Bagaimana kalau yang melihat adalah orang tua yang anaknya mengalami kekurangan? Bukankah itu akan menjadi pemancing ain? Dan ain pun bukan hanya dari pikiran yang iri dan dengki tetapi bisa juga dari pandangan kagum seseorang. Apakah kita bisa mengendalikan itu semua? Tentu tidak, tetapi kita bisa mengendalikan diri kita sendiri untuk menahan diri untuk memposting baik itu selfie, foto anak dan lain-lain.



Lalu bagaimana jika kenikmatan itu diambil dari anak kita? Bukankah itu akan merugikan kita dan si anak? Anak yang tadinya ceria menjadi rewel. Yang sebelumnya selalu lahap makan menjadi GTM. Bisa jadi bukan karena perubahan keadaan dari si anak yang membuatnya demikian, tetapi akibat orang tua yang terlalu mengeksplorasi anak di sosial media sehingga anaknya terkena ain.


Bahkan banyak orang tua sekarang yang membuatkan akun sosial media untuk anaknya meskipun anaknya masih sangat kecil dan belum mengerti sosial media. Mengikutsertakan anaknya dalam lomba foto bayi lucu, atau bahkan memimpikan anaknya menjadi model sedari kecil. 


Selagi hamil pun bisa saja demikian. Mungkin karena senangnya, atau sebagai rasa syukur, banyak yang sering membagikan foto tespack bergaris dua ke sosial medianya. Membagikan video perut yang bergerak karena tendangan si bayi.


Bagaimana kalau yang melihat adalah wanita yang masih berjuang mendapatkan garis dua? yang selalu mendambakan kehadiran buah hati di dalam keluarganya?



Beberapa bulan lalu media ramai membicarakan  artis yang keguguran di awal kehamilannya. Banyak yang membicarakan pasangan tersebut sejak sebelum pernikahannya, ketika dikabarkan si istri hamil, berita pun semakin ramai. Banyak yang memberikan selamat dan banyak pula yang menghujat. Lalu tidak lama dikabarkan kehamilan yang baru saja dikabarkan itu justru harus mengalami keguguran. Apakah itu karena ain? Bisa jadi. Meski semuanya sudah pasti atas izin Allah.


Saya pernah punya teman yang ketika awal hamil sering membagikan perkembangan kehamilannya ke sosial medianya. Mulai dari foto testpack, foto usg, laporan perkembangan kehamilan di aplikasi (ilustrasi keadaan bayi dalam kandungan), bahkan foto buku rekam medis kehamilan (buku laporan perkembangan kehamilan). Qadarullah, di usia kehamilan yang masih muda janinnya berhenti berkembang dan harus dikuret. Padahal sebentar lagi janinnya akan mulai aktif bergerak sehingga tendangan bayi mulai terasa. Sayang sekali. 


Tetapi, Alhamdulillah sudah banyak juga dari kita yang sudah paham tentang ain dan bahayanya untuk kita. Mulai banyak teman-temanku yang sudah tidak mengupload foto baik dirinya ataupun anaknya. Bahkan ada teman saya yang belum menikah pernah bilang tidak ingin mengupload foto anaknya ketika nanti sudah memiliki anak. Atau paling tidak menutupi wajah si anak ketika menguploadnya. Mulai banyak pula teman-teman yang bertanya apa itu ain dan bahayanya bagi kita.



Bahasan ain memang luas, banyak hal yang dapat memancing ain. Kecantikan, kekayaan, kelancaran usaha, dll. Meskipun mungkin maksud kita bukan demikian, tak ada salahnya menghindari segala kemungkinan. Menambahkan caption atau stiker bertuliskan Masya Allah pun tidak serta merta mampu menangkal ain, diri kita lah yang mampu mencegahnya. Karena memang kita tidak bisa mengendalikan ain itu sendiri.


Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Bukan bermaksud mengganggu euforia atau kesenangan kalian sebagai ibu baru atau apapun kondisinya sekarang. Hanya berusaha mengingatkan dan semoga kita semua dijauhkan dari ain bagaimanapun bentuknya. Aamiin yaa robbal'alamiin.


Wallahu'alam bisshowab.

No comments:

Powered by Blogger.