My Attitude about Birthday and Where I Stand
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.. Selamat malam, teman-teman.. Hehe..
Aku ada yang mau disampaikan sedikit..
Jadi, beberapa hari lalu aku baru saja dapat undangan ulang tahun dari tetanggaku. Well, sungkan sebenarnya untuk bahas ini. Tapi aku rasa sudah saatnya aku sampaikan.
Aku dan keluargaku tidak merayakan ulang tahun. Baik ulang tahun orang lain ataupun diri sendiri. Alasan utamanya karena Islam tidak mengnal ulang tahun. Dibahasakan maulid pun sama saja. Atau milad, akar katanya sama. Hanya di islamisasi. Bukan aku yang bilang. Bisa dicari pembahasannya dari guru/Ustadz/ah sunnah yg kredibel.
Tidak ada paksaan atau menyinggung siapapun dalam hal ini. Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku yakini dari apa yang aku pelajari dan pahami. Kalau ada teman-teman yang masih merayakan ulang tahun, silakan, kembali kepada kepercayaan masing-masing. Aku tidak mau menyinggung/menyindir atau apapun yang sekiranya bisa mnimbulkan gesekan antara kita. Tapi, sebagaimana kalian ingin bebas merayakan apapun untuk kesenangan kalian, aku pun hanya ingin menyampaikan sikapku terhadap acara ulang tahun. Aku akan menghindari datang ke perayaan ulang tahun siapapun. Baik yang bentuknya pesta perayaan ataupun yang dibalut selamatan. Kecuali semisal aqiqah atau selamatan rumah baru, syukuran yang masih dibolehkan dalam Islam.
Termasuk ucapan “Barakallahu fii umrik” sekalipun yang sering diucapkan di antara teman-teman muslim tetapi waktunya, konteksnya dikhususkan ketika ada yang berulang tahun. Itu tetap merujuk pada perayaan ulang tahun yang seolah dibalut unsur keislaman. Pernyataan tidak membolehkan di sini bukan aku yang bilang yaaa.. Silakan yang tidak setuju, dicari dulu hukum ulang tahun dalam Islam. Ini juga bukan sebagai pernyataan bahwa aku lebih berilmu atau lebih taat. Aku masih belajar dan di sini aku hanya menjalankan/mempraktekkan apa yang aku pelajari.
Kenapa aku sampaikan di sini? Karena ini akun personal dan banyak mutuals yang kenal dan akrab dan saling tahu dan ingat hari ulang tahun satu sama lain. Jika dirayakan, ada kemungkinan (aku/anakku/keluargaku) diundang. Dan karena itulah hal ini aku sampaikan. Sebelumnya sempat beberapa kali aku mendapat undangan (untuk anakku) tapi qadarullah, aku dan anakku tidak bisa menghadirinya tanpa perlu mengarang alasan. Anakku yang ketiduran, ada acara lain, atau sebab lainnya. Tapi rasanya tidak mungkin aku akan menghindar terus setiap diundang ulang tahun, khawatir jatuhnya aku harus berbohong/ mengarang alasan untuk menghindari acara ulang tahun-ulang tahun lainnya. Jadi, lebih baik disampaikan bahwa aku, keluargaku, anakku, tidak merayakan ulang tahun atau hadir ke perayaannya. Karena hadirnya aku di acara tersebut ya sama saja ikut merayakan. Jadi, daripada yang mengundang sedih/sakit hati/kecewa karena undangannya tidak dihadiri lebih baik tidak usah mengundangku/keluargaku. Aku nggak apa-apa 🙏 Justru, aku sangat berterima kasih kalian menghargai sikapku ini.
Aku sendiri pun masih bingung bagaimana nanti menyikapi undangan ultah dan menyampaikannya ke anakku. Sempat anaku mendengar tentang temannya yang ulang tahun tapi aku hanya bilang, “Nggak ya, deek” Dan Alhamdulillah dia mau nurut. Ketika aku ingin memberi hadiah, tidak perlu menunggu acara ulang tahun juga bisa, mungkin di momen lainnya,
Jadi, intinya, lebih baik tidak mengundangku untuk hadir ke perayaan ulang tahun yaaa. Aku sampaikan jujur seperti ini supaya kalian paham sikapku di mana terhadap acara ulang tahun ini. Aku tidak mau menghakimi yang merayakan dan aku pun tidak ingin dihakimi hanya karena persoalan ulang tahun ini. Semoga dapat dipahami. Barakallahu fiik. Jazakumullahi khairan. Wallahu A'lam bisshowab 🙏
No comments:
Post a Comment