Sustainable Living Updates



Mulai berkirim sampah anorganik lagi. Kali ini ditambah minyak jelantah. Finally ngerasain pride as an #emptiesheroes karena bisa kirim sampah anorganik.

Sebelumnya cuma botol kosong skincare tapi karena lihat info @greeny_indonesia sekarang sudah bisa terima banyak jenis sampah anorganik lainnya aku jadi makin semangat. Botol plastik, kresek, bekas paketan, bahkan plastik kemasan sachetan mereka terima. Waaahh keren sih! Dan tanpa berat minimal loh. Jadi campur2 segala macam jenis sampah itu gapapa.

Ini aku dalam kardusnya pun isinya campur2. Ada thinwall, botol plastik, bekas paketan, kemasan sachet, tetrapack, dll.

Tadinya coba cek rekosistem. Lumayan bisa dapat poin gopay, pikirku. Tapi mereka ga nerima via ekspedisi. Harus diantar langsung ke drop point dan yg terdekat dr rumahku di Tangsel. Lumayan jarak tempuh bisa 1,5 jam. Karena aku jarang kepentingan ke sana jadi ku-cancel.

Sementara greeny ini bisa pakai ekspedisi dan jam operasionalnya kapan aja. Memang tdk ada reward apa2 but gapapa. Di LN kalau buang sampah malah kita yg bayar loh. Ini kita cuma keluarin ongkir aja 😉


Selain kirim sampah anorganik aku juga kirim minyak jelantah. Sebelumnya kontak Rumah Limbah Indonesia. Katanya bisa dijemput tanpa min berat. Tapi aku coba isi form ga dijemput juga. Katanya belum ada kurir yg jemput ke daerah rumahku. Sudah berapa kali kucoba. Apa rumahku sepelosok itu 😅 Akhirnya daripada numpuk di rumah, masih 2L aja sih, akhirnya ya sekalian kukirim ke Greeny juga kemarin. Di resinya berat total minyak jelantahku 2kg.

Pertama kali kontak Rumah Limba Indonesia

Optimis banget ada yg bisa jemput limbah jelantahku 😍

Tapi katanya belum ada kurir yg searah ke lokasiku ☹️

Sudah coba chat lagi tapi no response. Huhu...


Pada akhirnya minyak jelantahnya pun aku kirim ke Greeny.


Rasanya legaaaaa banget bisa buang sampah ini secara proper. Nggak sembarang buang dan tau pada akhirnya cuma berakhir di TPA. Kalau setor sampah terpilah gini jelas tujuan akhirnya buat didaur ulang. Jadi bisa dimanfaatkan kembali.

Belum sempurna, sih. Masih ada sampah yg pada akhirnya terpaksa kubuang ke tempat sampah komplek tapi paling nggak ini sudah lumayan mengurangi sampah yg nantinya cuma teronggok di TPA aja. Alhamdulillaahh..

"Ngapain sih ribet banget pilah sampah, kirim-kirim. Tinggal masukin plastik buang tempat sampah perumahan juga bisa."

Hhmmm gimana ya. Semakin kita tau, semakin sadar bahwa ada tanggung jawab untuk setiap hal yg kita pakai. Nggak cuma isinya aja (harus pakai sampai habis) tapi juga sisa kemasannya. Related to my belief, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi jadi kita bertanggungjawab untuk menjaga bumi ini. Jadi kumulai dari apa yg kubisa. Meskipun kadang terlihat receh. Atau malah keliatan ribet?

Ini juga awalnya nyoba2 aja tapi Alhamdulillah dimudahkan langkahnya, jadi semakin nggak ada alasan untuk abai. Mungkin belum semua concern soal pertanggungjawaban dan pengolahan sampah ini. Tapi, buatku, tetap saja, nanti di akhirat kita akan dimintai pertanggunjawaban bagaimana pola hidup kita di dunia (bumi) nggak cuma terhadap manusia tapi juga alamnya.

Hayooo, pernah kepikiran sampai sana nggak? Rata2 sih kayaknya baru ke sesama makhluk hidup saja seperti ke manusia dan hewan. Sementara pola hidup ramah lingkungan, minimal tidak buang sampah sembarangan saja, sepertinya masih banyak terabaikan dan disepelekan.

"Nggak papa, cuma satu plastik."

Tapi yg ngomong dan berpikiran seperti itu bisa jutaan manusia ☹️
Jadi, perbuatan kecil kita akan memberikan efek ke lingkungan. Kita mau pilih action yang dampaknya baik atau buruk?

Sekecil apapun langkahmu, hargailah. Satu orang yg memulai, semoga bisa semakin tersebar dan bisa memberikan efek yg besar. Aamiin 🤲🏻

Posters from pinterest.
Credit respectfully to the owner.

No comments:

Powered by Blogger.