Orientasi Pendidikan Anak




Adzan dzuhur: "Bu, bangunin anaknya, kasian belum makan"
Adzan maghrib yang dikejar bukan Salat di masjid tapi sibuk menyiapkan makan malam. Padahal puasa pun tidak.

Yg diutamakan PERUT. Habis makan, disuruh Salat juga nggak. Orang tua santai saja. Yg penting anaknya sudah makan. Kenyang.

Apa ada pergeseran makna adzan adalah alarm untuk makan? Bukan panggilan Salat?

Subuh? Apalagi. Wassalaaam.
"Kasian masih ngantuk"

Waktunya Ashar, kasihan capek pulang kegiatan.

Terus Salatnya kapan? Seingatnya, tapi lebih sering lupanya. Semaunya, tapi lebih sering magernya.

Sedari kecil sering "ditoleransi" seperti ini. Terbiasa sampai besar. Nggak ada ketegasan didikan untuk mendirikan Salat, terbiasa menyepelekan Tuhan.

Sayang.
Itu namanya sayang?
Didikan yang lembut.
Lembut apa lembek?

Membiarkan anak lalai dalam ibadah sama saja menjadikan anak bahan bakar neraka. Belum kelihatan sekarang di dunia. Tapi di akhirat kelak orang tua akan diingatkan akan didikannya selama di dunia dengan menayangkannya di depan mata kita. Itulah pentingnya orang tua paham agama. Benarlah kata Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri bahwa rasa sayang tanpa ilmu itu musibah. Terlebih ilmu agama.








"𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚗𝚊𝚔𝚖𝚞 𝚖𝚊𝚒𝚗𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚒𝚜 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚓𝚊𝚖. 𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚏𝚊𝚜𝚒𝚕𝚒𝚝𝚊𝚜𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚒𝚍𝚒𝚔𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚒𝚜 𝚜𝚎𝚞𝚖𝚞𝚛 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚗𝚢𝚊. 𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚒𝚕𝚖𝚞 𝚊𝚐𝚊𝚖𝚊 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚒𝚜 𝚋𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚙𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚊𝚜𝚊𝚗"


Allah sudah menjamin rezeki setiap manusia, tapi tidak ada yang menjamin keimanannya. Agama anak besar kemungkinan mengikuti orang tuanya. Tapi kadar keimanan tidak bisa diwariskan. Itu dua hal yang berbeda. Jangan sampai anak hanya beragama Islam tapi tidak taat menjalankannya. Agama akan menyelamatkan kehidupannya. Kalau kelak ia pintar mencari uang, rezekinya akan ia manfaatkan di jalan yang benar. Kalaupun ia kekurangan, ia tidak akan mencari rezeki dengan cara yang haram.

Ustadz Khalid Basalamah mengatakan:

"𝙸𝚕𝚖𝚞 𝚊𝚐𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚠𝚊𝚜𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊. 𝚂𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗, 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚒𝚗𝚞𝚖, 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚎𝚖𝚊𝚗, 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝𝚊𝚗. 𝙼𝚊𝚔𝚊 𝚒𝚕𝚖𝚞 𝚊𝚐𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚒𝚌𝚊𝚛𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊, 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚒𝚗𝚒 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚋𝚘𝚕𝚎𝚑. 𝙾𝚕𝚎𝚑 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚞𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚞𝚝𝚞𝚑 𝚒𝚕𝚖𝚞 𝚊𝚐𝚊𝚖𝚊 𝚍𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚕𝚊𝚙𝚊𝚛, 𝚊𝚒𝚛 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚑𝚊𝚐𝚊, 𝚍𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚝𝚒𝚍𝚞𝚛 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚌𝚊𝚙𝚎𝚔"

Orangtua lebih takut anaknya tidak kenyang daripada tidak Salat. Takut anaknya tidak bisa mencari makan daripada tidak belajar agama dengan benar. Padahal dengan tidak beribadah dan beragama dengan benar dia pun akan kelaparan selamanya di neraka. Bukan hanya kelaparan, tapi juga disiksa. Terlalu ekstrem? Coba baca Qur'an, tadabburi artinya. Allah sudah menggambarkan dengan detil siksaan yang akan dirasakan orang-orang yang lalai.

Kasihanlah orang tua yang selama di dunia mencurahkan kasih sayang kepada anaknya tetapi masih lalai soal agama. Ketika orang tuanya meninggal ia hanya bisa pasrah menunggu kiriman doa dari anaknya di dunia yang entah kapan datangnya, atau seberapa sering menyapanya. Karena mungkin jangankan mendoakan orang tuanya, berdoa untuk dirinya sendiri pun ia sering lupa.

Di dunia, ketika si anak lapar ia akan dengan sendirinya berusaha mencari makan. Bagaimapun caranya, Allah akan menuntunnya mencari cara untuk mendapatkannya. Karena Allah sudah menciptakan insting dan akal untuk bertahan hidup pada manusia. Tapi soal Salat karena terbiasa diabaikan orang tua semasa hidup, ketika orang tuanya sudah tidak ada maka ia akan semakin lalai. Bukti bahwa rezekinya di dunia sudah Allah jamin tapi tidak dengan keimanannya.

Bukan berarti orang tua bisa abai terhadap hal dunia, tapi ketika urusan akhirat menjadi hal yang utama, dunia akan mengikuti. Tetapi ketika kita lebih mementingkan dunia, belum tentu dunia didapat, tapi yang jelas akhirat akan tertinggal. Naudzubillahimindzaalik..
 
Namun, anak pun punya tanggung jawabnya sendiri. Jika orang tuanya lalai dalam pendidikan agama, kita tetap wajib mencari ilmunya. Karena setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas waktu semasa hidup. Jika orang tua sudah memulai pendidikan agama dalam keluarga, maka beruntunglah kita. Setidaknya ada modal untuk memulai, maka kita tinggal melanjutkan juga sebagai bentuk terima kasih kepada orang tua.

Semoga para orang tua diberi kemudahan dalam mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang taat pada Allah dan syariatnya. Aamiin yaa Robbal'alamiin 🤲🏻

Wallahu a'lam bisshowaab.

No comments:

Powered by Blogger.